“Kami adalah salah satu bala tentara dari sekian banyak bala tentara Alloh. Kami diperintah untuk menghadapi manusia sebagai hamba-nya. Untuk menghancurkan seluruh kepulauan dan benua-benua ketika telah nampak kerusakan di daratan dan lautan akibat tangan-tangan mereka.”
Pernyataan kedua terdapat dalam kitab Jami’ul Ushul fil Auliya hal 282, sabda seorang ulama besar yang merupakan salah satu silsilah TQN Pondok Pesantren Suryalaya, yaitu Syeikh Junaid al-Bagdhadi:
“Cerita-cerita orang soleh dan ahwal orang-orang ahli ma’rifat itu adalah salah satu bala tentara dari sekian banyak bala tentara Alloh Yang Maha Luhur. Dengan itu Alloh SWT menguatkan seluruh hati para murid.”
Keterangan ini dipperuat oleh firman Alloh SWT:
“Dan semua kisah dari rosul-rosul kami diceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan.” (Q.S. Hud: 120)
Dengan keterangan yang sangat mutakhir ini, pada tahun tujuh puluhan, pangersa Abah pernah ngadawuh kepada penulis: “Kembangkan Manakiban!”, itu adalah program Abah.
Tidak kurang dari 37 tahun jalan, manakiban bukan mengurang apalagi menghilang, tetapi malah sangat berkembang dengan cepat. Jangankan yang sudah belajar mendekatkan diri kepada Alloh dengan melaksanakan dzikir TQN Pondok Pesantren Suryalaya, orang yang belum pernah ketemu guru TQN Pondok Pesantren Suryalaya pun, apalagi mengamalkan TQN-nya, bukan sedikit yang mau melaksanakan upacara manakiban itu, karena mereka banyak mendengan berita manfaatnya, baik untuk urusan dunia maupun yang lebih penting lagi, untuk urusan akhirat. Setelah melintas berbagai tantangan, hambatan, ringangan, dan ancaman seperti badai berkecepatan yang tak terhingga, akhirnya sekarang malah kewalahan pengelolaannya, baik yayasan maupun muballighnya. Oleh karena itu, di dalam forum silaturahmi, Pangersa Abah memberikan amanat sebagai berikut:
“Abah sangat menyadari bahwa usia sudah tidak muda lagi dan fisik sudah tidak sekuat dulu lagi. Oleh karena itu Abah percayakan.”
Sumber: Nuqthoh - 4 Oktober, 2006 Hal. 20